Ide pembuatan kompor K2 cook stove ini dicetuskan setelah kedua orang ini berkunjung ke Filipina dan melihat masih banyak keluarga yang menggunakan kompor tungku berbahan bakar kayu dan plastik yang menghasilkan banyak asap. Padahal asap yang mengandung banyak zat karsinogenik dan zat berbahaya lainnya ini telah menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di dunia, lebih tinggi dari HIV dan malaria.
Webb mengklaim jika kompor K2 Cook Stove ini lebih ramah lingkungan dengan menghasilkan asap 95 persen lebih sedikit daripada kompor tungku biasa. Hal ini karena kompor ini dibuat dengan desain geometris yang unik dan dibekali sistem penyedot udara berupa kipas listrik.
Kipas ini berfungsi untuk meniup udara ke api hingga menciptakan reaksi konveksi lebih besar yang membuat kompor yang lebih hemat bahan bakar. Selain itu, akibat tekanan angin ini, karbon monoksida yang menjadi zat karsinogenik juga bisa diubah menjadi karbondioksida yang. Webb juga menyebutkan jika K2 Cook Stove ini membutuhkan 50 persen kayu dan plastik lebih sedikit untuk menghasilkan jumlah panas yang sama panas.
Jacqueline Nguyen dan Mark Webb Menemani Seorang Ibu yang tengah memasak dengan menggunakan kompor K2 cook stove |
Tak hanya itu saja, energi panas yang diproduksi kompor ini selain berfungsi untuk mematangkan makanan yang dimasak di atasnya juga bisa diubah menjadi sumber energi listrik yang bisa untuk mengisi baterai smartphone.
Kompor K2 Cook Stove ini juga dilengkapi generator thermoelectric yang dapat mengubah perpindahan panas antar lempengan generator menjadi muatan listrik. Muatan listrik ini kemudian disalurkan ke dalam regulator tegangan untuk menghasilkan arus yang stabil.
Rencananya kompor K2 Cook Stove ini akan dipasarkan ke China terlebih dahulu dan tak menutup kemungkinan untuk di pasarkan di negara-negara Asia Tenggara, termasuk Filipina yang menjadi inspirasi pembuatnya. Untuk harganya sendiri, K2 Cook Stove ini bakal diedarkan dengan harga USD 50 atau sekitar Rp 600 ribuan. (Merdeka)