Alkisah dalam sebuah riwayat ada cerita menarik yang terjadi di masa Nabi Muhammad SAW berkisah tentang pengaduan sekelompok fakir miskin (baca: Si Miskin) dari golongan Muhajirin yang datang kepada Rasulullah SAW seraya mengeluhkan nasibnya, karena tidak bisa berbuat baik seperti halnya kaum Anshar yang mereka itu umumnya relatif lebih kaya.
Kaum Muhajirin (baca: Si Kaya) yang datang bersama Rasulullah dari Makkah saat itu tidak memiliki apa-apa dan hidup dengan ekonomi seadanya. Saat ingin berbagi mereka tidak bisa melakukan seperti halnya Kaum Anshar yang suka membantu, infak, Shadaqoh dan semacamnya. Saat itu Mereka mendatangi Rasul SAW dan berkata: "Wahai Rasulullah, sungguh si Kaya dari kalangan Anshar telah memborong semua pahala hingga kebaikan mereka jauh lebih tinggi dibandingkan kami". Begitu kira-kira pernyataan mereka kepada Nabi Muhammad SAW.
Lalu dengan bijaksana Rasulullah SAW menjawab dengan pertanyaan seolah tidak tahu pada apa yang terjadi. Nabi berkata "Kenapa kalian mempunyai anggapan seperti itu?". Serentak Si Miskin dari golongan Anshar mengadukan bahwa kebaikan orang-orang Anshar tidak tertandingi, mereka dapat memberi sementara kami tidak, mereka dapat memerdekakan hamba sahaya kamipun tidak. Demikian jawaban orang-orang Anshar sebagai kaum yang ditolong.
Mendengar apa yang disampaikan Kaum Miskin dari golongan Anshar Rasulullah SAW hanya tersenyum, menghibur dengan berita gembira dan memberikan motivasi kepada mereka dengan Hadits yang sangat terkenal: "Wahai para Sahabatku, Maukah aku beritahu amalan yang dapat meninggikan derajat ke yang lebih tinggi melebih mereka yang telah berbuat baik semacam itu?". Si Miskin dari kalangan kaum Anshar tadi merasa tertarik akan apa yang ditawarkan Rasulullah tersebut dan berkata "Ya. Kami ingin tahu amalan itu Ya Rasulullah".
Rasulullah SAW lalu bersabda: "Silahkan anda selalu membaca "subhanallah", "Allahu akbar", dan "alhamdulillah". Lalukan jika telah melakukan shalat yang 5 waktu dengan jumlah 33 kali.". Saat itulah mereka langsung puas dan bergegas mengamalkan wiridan untuk menandingi kebaikan orang Kaya yang dapat melakukan yang tidak dapat dilakukan si Miskin.
Akan tetapi tidak berhenti di situ ternyata si Kaya dari kalangan Anshar pun mendengar wasiat Nabi tersebut, hingga si Miskin dari Muhajirin pun datang lagi kepada Rasulullah dan berkata : "Wahai Rasulullah SAW, saudara-saudara Kaya dari Anshar telah mendengar perbuatan kami, lalu mereka pun berbuat sebagaimana yang telah kami perbuatan".Kemudian Rasul SAW tersenyum seraya menyampaikan Ayat Al-Qur'an : "Itulah karunia Allah SWT yang diberikan kepada siapa saja yang Ia kehendaki." (QS an-Nur [24]: 38).
Si Miskin dan Si Kaya dalam kisah Nabi Rasulullah SAW tersebut saling iri dalam kebaikan. Hal tersebut patut kita tiru dan selalu mengambil hikmah bahwa sifat terpuji diantaranya adalah berlomba-lomba dalam setiap kebaikan.
Nabi Muhammad dalam kisah di atas juga memberikan inspirasi bagaimana cara mengajar kepada para sahabatnya. Melalui gambaran tersebut terlihat begitu kental apa yang ada dibenak fikiran kedua golongan tersebut Si Miskin dan Si Kaya mereka kedua-duanya memiliki tingkatan kecerdasan sipiritual yang begitu tinggi. Mental yang sudah ditanamkan benar-benar telah menjadi muslim sejati yang hanya mengharap Ridho Allah SWT.
Semoga kita dapat menjadi manusia muslim semacam mereka menjadi Si Kaya yang berbahagia dan kalaupun ditakdirkan menjadi Si Miskin dapat hidup mulia. Mudah-mudahan bermanfaat untuk para pembaca. Anda dapat membaca artikel menarik lain pada situs ini dengan judul Menjadi Pendengar yang Baik sebagai kunci meraih sukses.
Kaum Muhajirin (baca: Si Kaya) yang datang bersama Rasulullah dari Makkah saat itu tidak memiliki apa-apa dan hidup dengan ekonomi seadanya. Saat ingin berbagi mereka tidak bisa melakukan seperti halnya Kaum Anshar yang suka membantu, infak, Shadaqoh dan semacamnya. Saat itu Mereka mendatangi Rasul SAW dan berkata: "Wahai Rasulullah, sungguh si Kaya dari kalangan Anshar telah memborong semua pahala hingga kebaikan mereka jauh lebih tinggi dibandingkan kami". Begitu kira-kira pernyataan mereka kepada Nabi Muhammad SAW.
Lalu dengan bijaksana Rasulullah SAW menjawab dengan pertanyaan seolah tidak tahu pada apa yang terjadi. Nabi berkata "Kenapa kalian mempunyai anggapan seperti itu?". Serentak Si Miskin dari golongan Anshar mengadukan bahwa kebaikan orang-orang Anshar tidak tertandingi, mereka dapat memberi sementara kami tidak, mereka dapat memerdekakan hamba sahaya kamipun tidak. Demikian jawaban orang-orang Anshar sebagai kaum yang ditolong.
Mendengar apa yang disampaikan Kaum Miskin dari golongan Anshar Rasulullah SAW hanya tersenyum, menghibur dengan berita gembira dan memberikan motivasi kepada mereka dengan Hadits yang sangat terkenal: "Wahai para Sahabatku, Maukah aku beritahu amalan yang dapat meninggikan derajat ke yang lebih tinggi melebih mereka yang telah berbuat baik semacam itu?". Si Miskin dari kalangan kaum Anshar tadi merasa tertarik akan apa yang ditawarkan Rasulullah tersebut dan berkata "Ya. Kami ingin tahu amalan itu Ya Rasulullah".
Rasulullah SAW lalu bersabda: "Silahkan anda selalu membaca "subhanallah", "Allahu akbar", dan "alhamdulillah". Lalukan jika telah melakukan shalat yang 5 waktu dengan jumlah 33 kali.". Saat itulah mereka langsung puas dan bergegas mengamalkan wiridan untuk menandingi kebaikan orang Kaya yang dapat melakukan yang tidak dapat dilakukan si Miskin.
Akan tetapi tidak berhenti di situ ternyata si Kaya dari kalangan Anshar pun mendengar wasiat Nabi tersebut, hingga si Miskin dari Muhajirin pun datang lagi kepada Rasulullah dan berkata : "Wahai Rasulullah SAW, saudara-saudara Kaya dari Anshar telah mendengar perbuatan kami, lalu mereka pun berbuat sebagaimana yang telah kami perbuatan".Kemudian Rasul SAW tersenyum seraya menyampaikan Ayat Al-Qur'an : "Itulah karunia Allah SWT yang diberikan kepada siapa saja yang Ia kehendaki." (QS an-Nur [24]: 38).
Si Miskin dan Si Kaya dalam kisah Nabi Rasulullah SAW tersebut saling iri dalam kebaikan. Hal tersebut patut kita tiru dan selalu mengambil hikmah bahwa sifat terpuji diantaranya adalah berlomba-lomba dalam setiap kebaikan.
Nabi Muhammad dalam kisah di atas juga memberikan inspirasi bagaimana cara mengajar kepada para sahabatnya. Melalui gambaran tersebut terlihat begitu kental apa yang ada dibenak fikiran kedua golongan tersebut Si Miskin dan Si Kaya mereka kedua-duanya memiliki tingkatan kecerdasan sipiritual yang begitu tinggi. Mental yang sudah ditanamkan benar-benar telah menjadi muslim sejati yang hanya mengharap Ridho Allah SWT.
Semoga kita dapat menjadi manusia muslim semacam mereka menjadi Si Kaya yang berbahagia dan kalaupun ditakdirkan menjadi Si Miskin dapat hidup mulia. Mudah-mudahan bermanfaat untuk para pembaca. Anda dapat membaca artikel menarik lain pada situs ini dengan judul Menjadi Pendengar yang Baik sebagai kunci meraih sukses.