Untuk sampai ke luar angkasa, sebuah pesawat tentu membutuhkan mesin atau sebuah roket. Tetapi tidak dengan pesawat bernama Perlan II ini.
Perlan II adalah pesawat yang dikembangkan oleh Einar Enevoldson, seorang pilot tes terbang NASA. Penelitian untuk membuat Perlan II pun dilakukan sejak tahun 1992 silam.
Hasilnya, jadilah sebuah pesawat terbang layang atau 'glider' yang diciptakan untuk memecahkan rekor ketinggian sebuah pesawat tanpa mesin. Di penerbangan pertamanya yang dilakukan menjelang akhir September lalu, Perlan II mampu terbang hingga ketinggian 1,5 kilometer!
Namun, pencapaian itu masih sangat jauh dari target mereka tahun 2016 nanti, yakni membuat Perlan II terbang di ketinggian 27.430 kilometer, atau biasa ilmuwan sebut tepian luar angkasa. Bahkan, ketinggian itu mengalahkan rekor dunia saat ini yang dicatatkan oleh pesawat bermesin jet 'BlackBird'.
Pertanyaannya, bagaimana sebuah pesawat tanpa mesin bisa terbang setinggi itu? Jawabannya sederhana, angin.
Ya, Perlan II didesain untuk terbang menggunakan angin layaknya sebuah layang-layang. Sekilas, cara terbang Perlan II mirip seperti berselancar. Bedanya, bukannya berselancar di atas angin Perlan II bisa dikatakan nebeng aliran angin untuk bisa sampai di ketinggian tertentu.
Nah, untuk bisa terbang mendekati luar angkasa itu, Perlan II akan melakukan penerbangan pemecahan rekor di skitar Kutub Utara. Sebab, menurut penelitian aliran angin di daerah kutub bisa sangat kencang, hingga kecepatan 260 knot, memungkinkan Perlan II untuk terbang bersama aliran angin itu hingga lapisan atmosfer tertinggi yang bisa capainya dengan perkiraan kecepatan hingga 643 kilometer per jam!
Jika percobaan pemecahan rekor itu berhasil, maka selanjutnya Perlan II akan dipakai sebagai pesawat untuk penelitian ozon, cuaca, dan iklim. Mengingat pesawat ramping ini tanpa mesin, ilmuwan tidak perlu khawatir Perlan II akan menimbulkan pencemaran udara. (Merdeka)