Anti-UAV Defence System. (Dok. Blighter Surveillance System) |
AUDS ini dipamerkan di Las Vegas, baru-baru ini. Ia memakai gelombang radio bertenaga tinggi untuk memutuskan komunikasi antara drone dan pangkalannya, lalu mematikan drone itu di udara.
“Bila saya bisa melihatnya (drone), saya bisa mematikannya,” tutur Rick Sondaq, Wakil Presiden Eksekutif Liteye Systems, kepada Guardian. Liteye yang menjual penangkal itu di Amerika Serikat dan Kanada. Penangkal ini dipamerkan di Commercial Unmanned Aerial Vehicle Expo di Las Vegas pekan ini.
AUDS sendiri dibuat oleh tiga pabrik asal Inggris: Enterprise, Chess Systems, dan Blighter. Sondaq berharap bisa menjual perangkat itu kepada pihak bandar udara dan obyek-obyek vital lain yang kalau diserang, bisa membahayakan keamanan nasional.
Alat ini juga bisa dipakai di daerah pedalaman untuk menangkal drone yang dipakai untuk kegiatan teroris, mata-mata, atau aktivitas lain yang tak diinginkan.
Cara kerja AUDS
Pada tahap pertama radar Blighter di perangkat itu fokus pada satu atau beberapa drone yang tampak pada jarak sampai 8 kilometer. Sistem AUDS kemudian melacak drone itu memakai sinar infra merah dan kamera, termasuk dengan bantuan software khusus. Lalu, jalur komando antara pangkalan dan drone diserang memakai pengacak frekuensi radio. Prosesnya memakan waktu 10-15 detik.
Pesaing AUDS
Tak cuma ketiga perusahaan Inggris pembuat AUDS yang punya ide seperti itu. Perusahaan pembuat pesawat Boeing juga punya jagoannya sendiri. Mereka menamakannya Compact Laser Weapon System (LWS). Perangkat ini bisa dipisahkan jadi empat bagian kecil supaya bisa dibawa dengan mudah oleh satu atau dua tentara.
Lalu, dalam 15 menit LWS bisa dirakit kembali. LWS mampu menjatuhkan drone pada jarak 35 kilometer dengan laser yang mengandung energi sampai 10 kilowatt. Penangkal ini diklaim senyap, tak kelihatan, dan presisi. (CNN)