Tulisan yang akan disampaikan kali ini fokus pada pembahasan tentang Valentine day yang sudah biasa diperingati oleh orang-orang khususnya kaula muda di seluruh muka bumi ini setiap tanggal 14 Pebruari setiap tahunnya. Melalui artikel ini mari kita telisik sejarah sebenarnya yang menjadi cikal bakal lahirnya perayaan hari Valentine atau biasa disebut dengan valentin day, mulai dari sejarah, Tradisi, misi dan pendapat para ahli ilmu terkait pandangan Islam terhadap perayaan hari kasih sayang tersebut.
Sejarah Valentine’s Day
Sejarah valentine ternyata memiliki beberapa versi tidak jelas mana yang benar dari sejarah ini, berikut ini versinya antara lain:
Sejarah Valentine’s Day Versi 1
Asal mula sejarah hari Valentine tercipta pada jaman kerajaan Romawi. Menurut adat Romawi, 14 Februari adalah hari untuk menghormati Juno. Ia adalah ratu para dewa dewi Romawi. Rakyat Romawi juga menyebutnya sebagai dewi pernikahan. Di hari berikutnya, 15 Februari dimulailah perayaan 'Feast of Lupercalia.
Pada masa itu, kehidupan belum seperti sekarang ini, para gadis dilarang berhubungan dengan para pria. Pada malam menjelang festival Lupercalia berlangsung, nama-nama para gadis ditulis di selembar kertas dan kemudian dimasukkan ke dalam gelas kaca. Nantinya para pria harus mengambil satu kertas yang berisikan nama seorang gadis yang akan menjadi teman kencannya di festival itu.
Tak jarang pasangan ini akhirnya saling jatuh cinta satu sama lain, berpacaran selama beberapa tahun sebelum akhirnya menikah. Dibawah pemerintahan Kaisar Claudius II, Romawi terlibat dalam peperangan. Claudius yang dijuluki si kaisar kejam kesulitan merekrut pemuda untuk memperkuat armada perangnya.
Ia yakin bahwa para pria Romawi enggan masuk tentara karena berat meninggalkan keluarga dan kekasihnya. Akhirnya ia memerintahkan untuk membatalkan semua pernikahan dan pertunangan di Romawi. Saint Valentine yang saat itu menjadi pendeta terkenal di Romawi menolak perintah ini.
Ia bersama Saint Marius secara sembunyi-sembunyi menikahkan para pasangan yang sedang jatuh cinta. Namun aksi mereka diketahui sang kaisar yang segera memerintahkan pengawalnya untuk menyeret dan memenggal pendeta baik hati tersebut.
Ia meninggal tepat pada hari keempat belas di bulan Februari pada tahun 270 Masehi. Saat itu rakyat Romawi telah mengenal Februari sebagai festival Lupercalia, tradisi untuk memuja para dewa. Dalam tradisi ini para pria diperbolehkan memilih gadis untuk pasangan sehari.
Dan karena Lupercalia mulai pada pertengahan bulan Februari, para pastor memilih nama Hari Santo Valentinus untuk menggantikan nama perayaan itu. Sejak itu mulailah para pria memilih gadis yang diinginkannya bertepatan pada hari Valentine
Sejarah Valentine’s Day Versi 2
Valentine adalah seorang pendeta yang hidup di Roma pada abad ketiga. Ia hidup di kerajaan yang saat itu dipimpin oleh Kaisar Claudius yang terkenal kejam. Ia sangat membenci kaisar tersebut, dan ia bukan satu-satunya. Claudius berambisi memiliki pasukan militer yang besar, ia ingin semua pria di kerajaannya bergabung di dalamya.
Namun sayangnya keinginan ini bertepuk sebelah tangan. Para pria enggan terlibat dalam perang. Karena mereka tak ingin meninggalkan keluarga dan kekasihnya. Hal ini membuat Claudius sangat marah, ia pun segera memerintahkan pejabatnya untuk melakukan sebuah ide gila.
Ia berfikir bahwa jika pria tak menikah, mereka akan dengan sennag hati bergabung dengan militer. Lalu Claudius melarang adanya pernikahan. Para pasangan muda menganggap keputusan ini sangat tidak manusiawi. Karena menganggap ini adalah ide aneh, St. Valentine menolak untuk melaksanakannya.
Ia tetap melaksanakan tugasnya sebagai pendeta, yaitu menikahkan para pasangan yang tengah jatuh cinta meskipun secara rahasia. Aksi ini diketahui kaisar yang segera memberinya peringatan, namun ia tak bergeming dan tetap memberkati pernikahan dalam sebuah kapel kecil yang hanya diterangi cahaya lilin, tanpa bunga, tanpa kidung pernikahan.
Hingga suatu malam, ia tertangkap basah memberkati sebuah pasangan. Pasangan itu berhasil melarikan diri, namun malang ia tertangkap. Ia dijebloskan ke dalam penjara dan divonis mati. Bukannya dihina, ia malah dikunjungi banyak orang yang mendukung aksinya. Mereka melemparkan bunga dan pesan berisi dukungan di jendela penjara.
Salah satu dari orang-orang yang percaya pada cinta itu adalah putri penjaga penjara. Sang ayah mengijinkannya untuk mengunjungi St. Valentine di penjara. Tak jarang mereka berbicara selama berjam-jam. Gadis itu menumbuhkan kembali semangat sang pendeta itu. Ia setuju bahwa St. Valentine telah melakukan hal yang benar.
Di hari saat ia dipenggal,14 Februari, ia menyempatkan diri menuliskan sebuah pesan untuk gadis itu atas semua perhatian, dukungan dan bantuannya selama ia dipenjara. Diakhir pesan itu, ia menuliskan : "Dengan Cinta dari Valentinemu.”
Pesan itulah yang kemudian merubah segalanya. Kini setiap tanggal 14 Februari orang di berbagai belahan dunia merayakannya sebagai hari kasih sayang. Orang-orang yang merayakan hari itu mengingat St. Valentine sebagai pejuang cinta, sementara kaisar Claudius dikenang sebagai seseorang yang berusaha mengenyahkan cinta.
Sejarah Valentine’s Day Versi 3
St. Valentine, seorang Romawi yang jadi martir sebab menolak menyangkal Kristenitas. Ia meninggal pada 14 Februari 269, pada hari sama yang telah dicurah-hatikan untuk lotere/undian-undian cinta kasih. Legenda pun ikut menambahkan bahwa St. Valentine meninggalkan secarik surat perpisahan pada putri sipir penjara, yang telah menjadi sahabatnya, dan ia tanda tangani dengan “Dari Valentine mu”.
Sejarah Valentine’s Day Versi 4
Ken Swiger dalam artikelnya “should biblical Christian observe it” menyatakan bahwa kata Valentine berasal dari bahasa latin yang berarti “yang maha perkasa”, yang maha kuat”, yang maha kuasa”. Kata tersebut di maksudkan untuk Nimroe dan lupercus, tuhan orang romawi.
Disadari atau tidak, ketika kita meminta orang menjadi “to be my valentine”, berarti sama dengan kita meminta menjadi sang maha kuasa. Jelas ini perbuatan syirik yaitu menyamakan mahluk dengan yang maha kuasa atau yang khalik. Icon si “cupid” atau bayi bersayap dengan panah adalah putera nimrod “si hunter” dewa matahari. Disebut tuhan cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan iapun berzina dengan ibunya sendiri. Oleh sebab itulah juga diberi sebutan nama "Cupid" yang berasal dari bahasa Latin "cupere" yang dalam bahasa Inggrisnya diterjemahkan sebagai "Desire" atau membangkitkan nafsu birahi. Jadi Cupid itu memanah bukannya untuk membuat orang menjadi saling jatuh cinta, melainkan untuk membuat nafsu birahi orang jadi bangkit.
Tradisi Valentine
Tradisi Valentin di beberapa tempat bisa berbeda-beda dari segi pelaksanaannya. Berikut beberapa tradisi valentin dibeberapa tempat:
Dalam konteks Islam, tradisi valentine jelas tidak ada, apalagi jika landasan dasarnya adalah penjelasan seperti di atas. Lalu bagaimana dengan ucapan “to be my valentine” . Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Maka disadari atau tidak, -tulis Ken Sweiger- jika kita meminta orang menjadi, to be my Valentine, hal itu berarti menduakan Tuhan (karena memintanya menjadi Sang Maha Kuasa) dan menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Adapun lambang Cupid (berarti: the desire), si bayi bersayap dengan panah adalah putra Nimrod the hunter dewa Matahari. Disebut tuhan Cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri.
Mengingat bahwa masalah valentine ini bukan semata-mata budaya saja, melainkan juga terkait dengan urusan Aqidah maka bagi umat Islam merayakan ritual agama dan hari besar agama lain HARAM hukumnya. Dan valentine adalah salah satunya dimana hari itu merupakan hari dimana bertabur simbol-simbol kemusyrikan yang hanya akan membawa palakunya kepada jalan yang tidak diridhoi oleh Allah SWT. Naudzubillah min dzalik…..
Islam secara tegas menyatakan bahwa urusan agama tidak dapat di campur adukkan dengan urusan agama yang lain. Islam adalah islam bukan yang lain. Karena kebenaran hanyalah milik islam bukan agama yang lain. Biarlah urusan agama lain itu, dikerjakan oleh orang yang bersangkutan, dan kita menjalankan sesuai dengan yang di ajarkan oleh agama kita, Islam. Garis ini mutlak bagi umat Islam, sesuai dengan Firman Allah dalam QS. Al-Kafirun.
Maka dari itu saudara-saudaraku seiman, sadarlah, ingatlah kepada Allah. Setan tidak akan pernah berhenti mengajak kepada kebathilan sehingga kalian semua mengikutinya.
Sebenarnya dalam Islam, pengungkapan kasih sayang tidaklah harus tanggal 14 Pebruari. Islam sangat menekankan kasih sayang setiap saat. Rosulullah SAW bersabda:
Pertanyaannya.. yang menggelitik untuk direnungkan: Mengapa Ungkapan Kasih Sayang (Dalam Bentuk Coklat/Bunga/Yang Lainnya) Tersebut Diberikan Kepada Teman (Pacar/Kekasih) Kita, Bukankah Yang Paling Kita Kasihi ada Disekitar Kita Sendiri, Ayah, Ibu, Kakak, Adik???? Kenapa Kita Lebih Peduli Kepada Orang Lain..??? SEDANGKAN MEREKA KITA LUPAKAN..
Sadarlah…Sadarlah…..Wahai Saudaraku Seiman…Jangan sampai terbujuk rayuan Iblis berbentuk Manusia AN. hari valentine atau Valentine’s Day.
Semoga ini menjadi bahan instrospeksi buat kita semua.. Amin
Menarik untuk direnungkan polemik antara hijab mode dan jilbab konvensional pada saat ini.
Baca juga: Pandangan Islam tentang Hari Wafat Isa Almasih.
Sejarah Valentine’s Day
Sejarah valentine ternyata memiliki beberapa versi tidak jelas mana yang benar dari sejarah ini, berikut ini versinya antara lain:
Sejarah Valentine’s Day Versi 1
Asal mula sejarah hari Valentine tercipta pada jaman kerajaan Romawi. Menurut adat Romawi, 14 Februari adalah hari untuk menghormati Juno. Ia adalah ratu para dewa dewi Romawi. Rakyat Romawi juga menyebutnya sebagai dewi pernikahan. Di hari berikutnya, 15 Februari dimulailah perayaan 'Feast of Lupercalia.
Pada masa itu, kehidupan belum seperti sekarang ini, para gadis dilarang berhubungan dengan para pria. Pada malam menjelang festival Lupercalia berlangsung, nama-nama para gadis ditulis di selembar kertas dan kemudian dimasukkan ke dalam gelas kaca. Nantinya para pria harus mengambil satu kertas yang berisikan nama seorang gadis yang akan menjadi teman kencannya di festival itu.
Tak jarang pasangan ini akhirnya saling jatuh cinta satu sama lain, berpacaran selama beberapa tahun sebelum akhirnya menikah. Dibawah pemerintahan Kaisar Claudius II, Romawi terlibat dalam peperangan. Claudius yang dijuluki si kaisar kejam kesulitan merekrut pemuda untuk memperkuat armada perangnya.
Ia yakin bahwa para pria Romawi enggan masuk tentara karena berat meninggalkan keluarga dan kekasihnya. Akhirnya ia memerintahkan untuk membatalkan semua pernikahan dan pertunangan di Romawi. Saint Valentine yang saat itu menjadi pendeta terkenal di Romawi menolak perintah ini.
Ia bersama Saint Marius secara sembunyi-sembunyi menikahkan para pasangan yang sedang jatuh cinta. Namun aksi mereka diketahui sang kaisar yang segera memerintahkan pengawalnya untuk menyeret dan memenggal pendeta baik hati tersebut.
Ia meninggal tepat pada hari keempat belas di bulan Februari pada tahun 270 Masehi. Saat itu rakyat Romawi telah mengenal Februari sebagai festival Lupercalia, tradisi untuk memuja para dewa. Dalam tradisi ini para pria diperbolehkan memilih gadis untuk pasangan sehari.
Dan karena Lupercalia mulai pada pertengahan bulan Februari, para pastor memilih nama Hari Santo Valentinus untuk menggantikan nama perayaan itu. Sejak itu mulailah para pria memilih gadis yang diinginkannya bertepatan pada hari Valentine
Sejarah Valentine’s Day Versi 2
Valentine adalah seorang pendeta yang hidup di Roma pada abad ketiga. Ia hidup di kerajaan yang saat itu dipimpin oleh Kaisar Claudius yang terkenal kejam. Ia sangat membenci kaisar tersebut, dan ia bukan satu-satunya. Claudius berambisi memiliki pasukan militer yang besar, ia ingin semua pria di kerajaannya bergabung di dalamya.
Namun sayangnya keinginan ini bertepuk sebelah tangan. Para pria enggan terlibat dalam perang. Karena mereka tak ingin meninggalkan keluarga dan kekasihnya. Hal ini membuat Claudius sangat marah, ia pun segera memerintahkan pejabatnya untuk melakukan sebuah ide gila.
Ia berfikir bahwa jika pria tak menikah, mereka akan dengan sennag hati bergabung dengan militer. Lalu Claudius melarang adanya pernikahan. Para pasangan muda menganggap keputusan ini sangat tidak manusiawi. Karena menganggap ini adalah ide aneh, St. Valentine menolak untuk melaksanakannya.
Ia tetap melaksanakan tugasnya sebagai pendeta, yaitu menikahkan para pasangan yang tengah jatuh cinta meskipun secara rahasia. Aksi ini diketahui kaisar yang segera memberinya peringatan, namun ia tak bergeming dan tetap memberkati pernikahan dalam sebuah kapel kecil yang hanya diterangi cahaya lilin, tanpa bunga, tanpa kidung pernikahan.
Hingga suatu malam, ia tertangkap basah memberkati sebuah pasangan. Pasangan itu berhasil melarikan diri, namun malang ia tertangkap. Ia dijebloskan ke dalam penjara dan divonis mati. Bukannya dihina, ia malah dikunjungi banyak orang yang mendukung aksinya. Mereka melemparkan bunga dan pesan berisi dukungan di jendela penjara.
Salah satu dari orang-orang yang percaya pada cinta itu adalah putri penjaga penjara. Sang ayah mengijinkannya untuk mengunjungi St. Valentine di penjara. Tak jarang mereka berbicara selama berjam-jam. Gadis itu menumbuhkan kembali semangat sang pendeta itu. Ia setuju bahwa St. Valentine telah melakukan hal yang benar.
Di hari saat ia dipenggal,14 Februari, ia menyempatkan diri menuliskan sebuah pesan untuk gadis itu atas semua perhatian, dukungan dan bantuannya selama ia dipenjara. Diakhir pesan itu, ia menuliskan : "Dengan Cinta dari Valentinemu.”
Pesan itulah yang kemudian merubah segalanya. Kini setiap tanggal 14 Februari orang di berbagai belahan dunia merayakannya sebagai hari kasih sayang. Orang-orang yang merayakan hari itu mengingat St. Valentine sebagai pejuang cinta, sementara kaisar Claudius dikenang sebagai seseorang yang berusaha mengenyahkan cinta.
Sejarah Valentine’s Day Versi 3
St. Valentine, seorang Romawi yang jadi martir sebab menolak menyangkal Kristenitas. Ia meninggal pada 14 Februari 269, pada hari sama yang telah dicurah-hatikan untuk lotere/undian-undian cinta kasih. Legenda pun ikut menambahkan bahwa St. Valentine meninggalkan secarik surat perpisahan pada putri sipir penjara, yang telah menjadi sahabatnya, dan ia tanda tangani dengan “Dari Valentine mu”.
Sejarah Valentine’s Day Versi 4
Ken Swiger dalam artikelnya “should biblical Christian observe it” menyatakan bahwa kata Valentine berasal dari bahasa latin yang berarti “yang maha perkasa”, yang maha kuat”, yang maha kuasa”. Kata tersebut di maksudkan untuk Nimroe dan lupercus, tuhan orang romawi.
Disadari atau tidak, ketika kita meminta orang menjadi “to be my valentine”, berarti sama dengan kita meminta menjadi sang maha kuasa. Jelas ini perbuatan syirik yaitu menyamakan mahluk dengan yang maha kuasa atau yang khalik. Icon si “cupid” atau bayi bersayap dengan panah adalah putera nimrod “si hunter” dewa matahari. Disebut tuhan cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan iapun berzina dengan ibunya sendiri. Oleh sebab itulah juga diberi sebutan nama "Cupid" yang berasal dari bahasa Latin "cupere" yang dalam bahasa Inggrisnya diterjemahkan sebagai "Desire" atau membangkitkan nafsu birahi. Jadi Cupid itu memanah bukannya untuk membuat orang menjadi saling jatuh cinta, melainkan untuk membuat nafsu birahi orang jadi bangkit.
Tradisi Valentine
Tradisi Valentin di beberapa tempat bisa berbeda-beda dari segi pelaksanaannya. Berikut beberapa tradisi valentin dibeberapa tempat:
- Selama beberapa tahun di Inggris, banyak anak kecil di dandani layaknya anak dewasa pada hari Valentine. Mereka berkeliling dari rumah ke rumah sambil bernyanyi.
- di Wales, para pemuda akan menghadiahkan sendok kayu pada kekasihnya pada hari kasih sayang itu. Bentuk hati dan kunci adalah hiasan paling favorit untuk diukir di atas sendok kayu tersebut.
- Pada jaman Romawi kuno, para gadis menuliskan namanya di kertas dan memasukkan ke dalam botol. lalu para pria akan mengambil sah satu kertas tersebut untuk melihat siapakan yang akan menjadi pasangan mereka dalam festifal tersebut.
- Di Negara yang sama, para gadis akan menerima hadiah berupa busana dari para pria. Jika ia menerima hadiah tersebut, ini pertanda ia bersedia dinikahi pria tersebut
- Beberapa orang meyakini bahwa jika mereka melihat robin melayang di udara saat hari Valentine, ini berarti ia akan menikah dengan seorang pelaut. Sementara jika seorang wanita melihat burung pipit, maka mereka akan menikah dengan seorang pria miskin. Namun mereka akan hidup bahagia. Sementara jika mereka melihat burung gereja maka mereka akan menikah dengan jutawan.
- Sebuah kursi cinta adalah kursi yang lebar. Awalnya kursi ini dibuat untuk tempat duduk seorang wanita (jaman dahulu wanita mengenakan busana yang sangat lebar). Belakangan kursi cinta dibuat untuk tempat duduk dua orang. dengan cara ini sepasang kekasih bisa duduk berdampingan.
- Pikirkan lima atau enam nama pria (jika anda wanita) atau lima atau enam nama wanita (jika anda pria) yang ingin anda nikahi. Lalu putralah setangkai apel sambil menyebut nama tersebut satu persatu. Anda akan menikah dengan nama yang anda sebut saat tangkai tersebut lepas dari buahnya.
- Petiklah sekuntum bungan dandelion yang tengah mengembang. Tiuplah putik-putik pada bunga tersebut, lalu hitunglah putik yang tersisa. Itu adalah jumlah anak yang akan anda miliki setelah menikah.
- Jika anda memotong sebuah apel pada tengahnya dan menghitung jumlah biji di dalamnya, ini juga bisa menunjukkan jumlah anak yang akan anda miliki setelah menikah.
- Bagaimana dengan di Indonesia? Ya acara Valentine/ kasih sayang di rayakan secara suka cita, mulai berbagi bunga, coklat, dan lain sebagainya. Bahkan kadang-kadang dirayakan dengan pesta miras sampai pada pesta hubungan pergaulan bebas yang bukan muhrimnya. Tidak ada alasan lain selain pengungkapan rasa kasih sayang dengan pasangannya. Allahu Akbar…
Dalam konteks Islam, tradisi valentine jelas tidak ada, apalagi jika landasan dasarnya adalah penjelasan seperti di atas. Lalu bagaimana dengan ucapan “to be my valentine” . Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Maka disadari atau tidak, -tulis Ken Sweiger- jika kita meminta orang menjadi, to be my Valentine, hal itu berarti menduakan Tuhan (karena memintanya menjadi Sang Maha Kuasa) dan menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Adapun lambang Cupid (berarti: the desire), si bayi bersayap dengan panah adalah putra Nimrod the hunter dewa Matahari. Disebut tuhan Cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri.
Mengingat bahwa masalah valentine ini bukan semata-mata budaya saja, melainkan juga terkait dengan urusan Aqidah maka bagi umat Islam merayakan ritual agama dan hari besar agama lain HARAM hukumnya. Dan valentine adalah salah satunya dimana hari itu merupakan hari dimana bertabur simbol-simbol kemusyrikan yang hanya akan membawa palakunya kepada jalan yang tidak diridhoi oleh Allah SWT. Naudzubillah min dzalik…..
Islam secara tegas menyatakan bahwa urusan agama tidak dapat di campur adukkan dengan urusan agama yang lain. Islam adalah islam bukan yang lain. Karena kebenaran hanyalah milik islam bukan agama yang lain. Biarlah urusan agama lain itu, dikerjakan oleh orang yang bersangkutan, dan kita menjalankan sesuai dengan yang di ajarkan oleh agama kita, Islam. Garis ini mutlak bagi umat Islam, sesuai dengan Firman Allah dalam QS. Al-Kafirun.
“Katakanlah (Muhammad), hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah menyembah apa yang aku sembah. Bagimu agamamu. Dan bagiku agamaku”. (Al-kafirun : 1-6)Dari penjelasan di atas jelaslah apa sebenarnya tujuan Valentine day, tidak lain adalah upaya untuk meruntuhkan moralitas umat Islam dan nilai-nilai aqidah umat islam secara halus. Menurut KH. Zainuddin MZ (Alm) Tidak ada solusi lain untuk menghancurkan umat Islam kecuali merusak Moral generasi umat islam –baca; pemuda/pemudi Islam-. Sebab logika sederhana dapat dijelaskan bahwa mereka (kaum kafir) tidak akan merusak atau sejenisnya terhadap orang-orang islam yang tua/berumur, sebab bagi mereka akan rugi kalau hal tersebut di lakukan karena usia tua akan habis dalam tempo pendek, namun apabila dilakukan pada generasi muda maka kekuatan islam akan pelan-pelan hancur.. wallahu a’lam…
Maka dari itu saudara-saudaraku seiman, sadarlah, ingatlah kepada Allah. Setan tidak akan pernah berhenti mengajak kepada kebathilan sehingga kalian semua mengikutinya.
Sebenarnya dalam Islam, pengungkapan kasih sayang tidaklah harus tanggal 14 Pebruari. Islam sangat menekankan kasih sayang setiap saat. Rosulullah SAW bersabda:
“Kalian tidak akan masuk surga sehingga beriman dan tika dikatakan beriman sehingga saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan kepada sesuatu yang apabila kalian lakukan akan menyebabkan kasih sayang diantara kalian? Yaitu sebarkanlah salam diantara kalian”.Islam dalam hal memperingati hari kasih sayang tidak hanya sekali dalam setahun tetapi menganjurkannya, mengamalkannya, dan menyebarkan kasih sayang itu setiap saat…bahasa kerennya, pokoknya everyday lah... Seperti halnya hukum merayakan ulang tahun kelahiran bagi umat Islam seharusnya spesial tiap hari.
Pertanyaannya.. yang menggelitik untuk direnungkan: Mengapa Ungkapan Kasih Sayang (Dalam Bentuk Coklat/Bunga/Yang Lainnya) Tersebut Diberikan Kepada Teman (Pacar/Kekasih) Kita, Bukankah Yang Paling Kita Kasihi ada Disekitar Kita Sendiri, Ayah, Ibu, Kakak, Adik???? Kenapa Kita Lebih Peduli Kepada Orang Lain..??? SEDANGKAN MEREKA KITA LUPAKAN..
Sadarlah…Sadarlah…..Wahai Saudaraku Seiman…Jangan sampai terbujuk rayuan Iblis berbentuk Manusia AN. hari valentine atau Valentine’s Day.
Semoga ini menjadi bahan instrospeksi buat kita semua.. Amin
Menarik untuk direnungkan polemik antara hijab mode dan jilbab konvensional pada saat ini.
Baca juga: Pandangan Islam tentang Hari Wafat Isa Almasih.