Dua siswa asal SMAN 2 Semarang menciptakan pembangkit listrik yang menanfaatkan energi angin dan pelepasan vortex atau aliran air yang berputar.
Zufar Maulana Ihsan dan Fa'iq Amanullah Utomo memberi nama temuannya ini dengan Winner Voice (Wind Energy and Vortex Induced Energy). Alat temuannya ini masuk dalam kategori Finalis National Young Inventors Award (NYIA) ke-8 Tahun 2015 yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Menurut Fa'iq "Alat ini tentang pembangkit listrik yang mengambil energi angin dan pelepasan vortex. Dalam satu alat ada dua benda yang bisa mengekstrak dari dua elemen berbeda yakni air dan angin," jelasnya saat berbincang dengan detikcom.
Ada beberapa bagian di alat ini yakni pertama pembaur (diffuser) terbuat dari alumunium yang memiliki beban yang relatif ringan, tahan karat dan mudah dibentuk. Kedua baling-baling dari fiber glass yang memiliki kekuatan baik dan tahan lama dan mudah dibentuk. Ketiga tiang penyangga terbuat dari stainless stell yang meliki kekuatan dan daya tahan yang besar, tahan terhadap air dan penyebab korosif. Keempat magnet jenis neomydium magnet (Nd2Fe14B) yang terkuat dengan tingkat magnet yang tahan lama. Alat ini difungsikan untuk dipasang di tengah laut dan memanfaatkan arus air laut.
"Kita memanfaatkan arus, bisa dipasang di laut atau sungai. Selama ada arus itu bsia menghasilkan vortex yakni sebuah pola aliran karena disebabkan air dan udara yang terdorong oleh sesuai dan berbentuk lingkaran itu bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik," ucap Fa'iq.
"Cara kerjanya yakni ada arus dihalangi sama silinder berbentuk horizontal maka bisa membentuk pusaran atau vortex bagian atas dan bagian bawah. Pusaran yang berbentuk bergantian atas bawah dan naik turun itu kita hubungkan ke batang penghubung yang dihubungkan ke generator, batangnya dari alumunium agar tahan terhadap akrat karena di laut, dari generator itu bisa mengalirkan listrik yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan warga," tambahnya.
Menurut Fa'iq penggunaan energi angin dan pelepasan vortex ini ramah lingkungan dan termasuk dalam kategori sumber daya energi terbarukan (renewable). Sehingga manfaatnya akan bisa dirasakan dalam jangka waktu yang panjang. Fa'iq dan Zufar juga ingin mengatakan bahwa vortex bukan hanya dianggap sebagai hal yang negatif yang bisa merusak tetapi juga bisa bermanfaat.
"Selama ini vortex itu dianggap merusak jadi kami ingin membuat vortex ini bisa memiliki fungsi untuk menggerakan generator dan menghasilkan listrik," tuturnya.
Dalam pameran di LIPI beberapa waktu lalu, Fa'iq dan Zufar hanya menampilkan maket temuannya yang butuh waktu 3-4 bulan itu. Dia tidak menampilkan bentuk yang asli karena untuk membuat pembangkit listrik ini membutuhkan biaya yang sangat besar dan sejumlah ahli teknisi.
"Kita masih membutuhkan bantuan karena penelitian ini masih pioner belum banyak yang tahu dan masih butuh bantuan untuk pengembangan alat lebih lanjut selain itu juga membutuhkan pembimbing penelitian terkait perhitungan teknisnya," kata dia. (detik)
Energi
Riset
Teknologi Ramah Lingkungan
Manfaatkan Angin dan Air Siswa SMA ini Ciptakan Pembangkit Listrik "Winner Voice"
September 03, 2015